Secara etimologis, kata "filsafat" berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu philein dan sophia. Philein berarti cinta, sedangkan sophia berarti kebijaksanaan. Dengan demikian, filsafat dapat diartikan sebagai cinta terhadap kebijaksanaan. Cinta di sini menggambarkan hasrat atau keinginan yang kuat dan tulus, sementara kebijaksanaan merujuk pada pencarian atau pemahaman akan kebenaran sejati. Filsafat, dengan kata lain, adalah dorongan atau keinginan yang mendalam untuk memperoleh dan memahami kebenaran yang hakiki.
Filsafat, secara umum, sebagai ilmu pengetahuan yang mengkaji hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran. Filsafat bisa dianggap sebagai upaya manusia untuk memahami dunia dan kehidupan dengan cara yang mendalam dan kritis. Ia melibatkan pertanyaan-pertanyaan besar tentang eksistensi, kebenaran, moralitas, pengetahuan, dan keindahan. Filsafat bukan hanya mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut, tetapi juga cara berpikir tentang bagaimana kita memperoleh pengetahuan, apa yang dianggap benar atau salah, dan bagaimana kita harus hidup.
Secara sederhana, filsafat mengajak kita untuk berpikir lebih jauh dan tidak hanya menerima begitu saja apa yang ada di sekitar kita. Filsafat mengajarkan kita untuk mempertanyakan segala sesuatu dari alasan di balik tindakan kita hingga dasar-dasar kepercayaan kita. Ini bukan sekadar teori atau abstraksi, tapi berhubungan langsung dengan bagaimana kita menjalani hidup, membuat keputusan, dan berinteraksi dengan orang lain.
Menurut Moekijat (1980:318) dalam bukunya Filsafat Ilmu dan Pendidikan, filsafat dapat dipahami sebagai suatu usaha untuk menggali dan memahami prinsip-prinsip dasar untuk memecahkan permasalahan yang berhubungan dengan pencapaian suatu tujuan tertentu. Singkatnya suatu filsafat adalah suatu cara hidup. Filsafat memiliki:
- Tujuan tertentu,
- Beberapa nilai yang berhubungan dengan pencapaian tujuan, dan
- Keyakinan pada pihak para penganut bahwa nilai dan tujuan akhir bernilai untuk dikejar.
Filsafat adalah petunjuk utama yang menggarisbawahi semua tindakan dari seorang manager.
Filsafat Manajemen adalah bagian yang terpenting dari pengetahuan dan kepercayaan yang memberikan dasar yang luas untuk menetapkan pemecahan permasalahan manajerial. Filsafat ini mencakup pandangan mengenai bagaimana seharusnya organisasi dijalankan, bagaimana hubungan antara atasan dan bawahan, dan bagaimana sumber daya dikelola untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Filsafat manajemen sering kali berhubungan dengan pendekatan tertentu dalam mengelola organisasi, seperti:
- Pendekatan humanistik: Fokus pada pengembangan sumber daya manusia, memperlakukan karyawan dengan penghargaan dan rasa hormat, serta menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesejahteraan karyawan.
- Pendekatan sistem: Melihat organisasi sebagai sistem yang terdiri dari berbagai bagian yang saling berinteraksi, di mana manajer perlu mengelola hubungan antara berbagai komponen tersebut untuk mencapai tujuan bersama.
- Pendekatan pragmatis: Menekankan pentingnya keputusan yang praktis dan fleksibel berdasarkan situasi yang dihadapi, dengan fokus pada efisiensi dan hasil yang dapat dicapai dalam jangka pendek.
Filsafat manajemen dapat berbeda-beda antar organisasi atau individu, tergantung pada nilai-nilai yang dipegang dan tujuan yang ingin dicapai. Sebagai contoh, seorang manajer yang menganut filsafat kepemimpinan yang partisipatif mungkin lebih terbuka terhadap masukan dari tim dan berusaha memberdayakan karyawan untuk berkontribusi dalam pengambilan keputusan.
Menurut Davis dan Filley dalam Ukas (1978), terdapat beberapa faktor dasar dalam filsafat manajemen yang saling bergantung dan memiliki hubungan ketergantungan satu sama lain dalam mencapai tujuan organisasi. Faktor-faktor tersebut mencakup:
- Tujuan. Tujuan adalah elemen fundamental dalam filsafat manajemen. Setiap organisasi harus memiliki tujuan yang jelas dan terarah. Tujuan ini menjadi acuan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Tanpa tujuan yang jelas, manajer akan kesulitan dalam memandu organisasi untuk mencapai keberhasilan.
- Kepemimpinan. Kepemimpinan memainkan peran kunci dalam filsafat manajemen. Manajer harus memiliki kemampuan untuk memimpin dan mengarahkan tim menuju pencapaian tujuan. Kepemimpinan yang efektif tidak hanya mengatur, tetapi juga menginspirasi dan memotivasi karyawan untuk berkontribusi secara optimal.
- Komunikasi. Komunikasi yang jelas dan efektif adalah faktor yang sangat penting dalam filsafat manajemen. Komunikasi harus mengalir dengan baik antar tingkatan organisasi untuk memastikan bahwa setiap anggota tim memahami tujuan, peran, serta keputusan yang diambil. Komunikasi yang buruk dapat menghambat pencapaian tujuan dan menyebabkan kesalahpahaman.
- Pengambilan Keputusan. Pengambilan keputusan adalah inti dari setiap tindakan manajerial. Keputusan yang diambil oleh manajer harus didasarkan pada data yang akurat, pemahaman tentang tujuan, dan analisis terhadap berbagai alternatif. Keputusan yang tepat dapat membawa organisasi lebih dekat kepada tujuan, sedangkan keputusan yang salah dapat mengarah pada kegagalan.
- Pengelolaan Sumber Daya. Sumber daya yang dimiliki oleh organisasi, baik itu manusia, finansial, maupun material, harus dikelola dengan bijaksana. Pengelolaan sumber daya yang efisien dan efektif akan mendukung pencapaian tujuan organisasi dengan optimal. Sumber daya yang terbatas harus dialokasikan dengan baik untuk menghindari pemborosan.
- Pengawasan dan Pengendalian. Pengawasan atau kontrol adalah salah satu faktor penting dalam memastikan bahwa organisasi berjalan sesuai rencana. Manajer perlu mengawasi jalannya operasi dan mengevaluasi apakah semua berjalan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Pengendalian ini melibatkan penyesuaian terhadap penyimpangan yang terjadi selama proses operasional.
- Inovasi dan Perubahan. Filsafat manajemen juga mencakup sikap terhadap inovasi dan perubahan. Manajer perlu memiliki fleksibilitas untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di lingkungan eksternal maupun internal organisasi. Inovasi dalam produk, layanan, atau proses bisnis sangat penting untuk menjaga daya saing dan mencapai tujuan jangka panjang.
Semua faktor ini saling berkaitan dan bergantung satu sama lain. Misalnya, pengambilan keputusan yang baik akan bergantung pada komunikasi yang efektif, sementara komunikasi yang jelas dapat mendukung kepemimpinan yang kuat. Begitu juga dengan pengelolaan sumber daya yang efisien yang hanya dapat tercapai jika tujuan dan kepemimpinan yang efektif ada untuk memandu organisasi ke arah yang benar. Ketergantungan ini membuat filsafat manajemen menjadi sebuah sistem yang saling terkait dan harus diterapkan secara holistik untuk mencapai tujuan organisasi.
Secara etimologis, kata "filsafat" berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata, yaitu philein dan sophia . Philein b...